Senin, 03 Oktober 2011

Nama dan Sifat Al-Qur'an

Allah menamakan Al-Qur’an dengan banyak nama:

  • ·         Al-Qur’an
“Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Al-Israa’: 9)

  • Al-Kitab
“Telah Kami turunkan kepadamu Al-Kitab yang di dalamnya terdapat kemuliaan bagimu.” (Al-Anbiyaa’: 10)

  •  Al-Furqan
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamban-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada penduduk alam.” (al-Furqan: 1)

  • Adz-Dzikr
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kamilah pula yang akan menjaganya. (al-Hijr: 9)

  •  At-Tanzil
“Sesungguhnya dia itu adalah Tanzil (kitab yang diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu’araa’ : 192)

Al-Qur’an dan Al-Kitab lebih popular dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini, Muhammad Abdullah Darraz berkata, “Dinamakan Al-Qur’an karena ia dibaca dengan lisan, dan dinamakan Al-Kitab karena ia ditullis dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang relevan sekali dengan kenyataannya.”

Penamaan Al-Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat, memang sepatutnya Al-Qur’an dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan dengan baik. Dengan demikian, apabila di antara salah satunya ada yang keliru, maka yang lain akan meluruskannya. Tetapi kita tidak bisa hanya menyandarkan kepada hafalan seseorang sebelum hafalannya sesuai dengan tulisan yang telah disepakati oleh para sahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ke generasi sesuai aslinya. Sebaliknya, kita juga tidak bisa menyandarkan hanya kepada tulisan penulis sebelum tulisan itu sesuai dengan hafalan tersebut berdasarkan isnad yang shahih dan mutawatir.

Dengan cara pemeliharaan ganda semacam ini yan telah Allah tanamkan ke dalam jiwa umat, dan demi mengikuti Nabinya, maka Al-Qur’an tetap terjaga dengan kokoh. Yang demikian sebagai wujud dari janji Allah yang menjamin terpeliharanya Al-Qur’an, seperti firman-Nya,

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami yang benar-benar akan menjaganya.” (Al-Hijr : 9)

Dengan begitu, Al-Qur’an tidak mengalami perubahan dan keterputusan sanad seperti terjadi pada kitab-kitab sebelumnya.1

Di antara hikmahnya adalah untuk menegaskan bahwa kitab-kitab samawi lainnya diturunkan hanya bersifat temporer (berlaku sementara). Adapun Al-Quran diturunkan untuk membetulkan dan mengontrol kitab-kitab yang sebelumnya. Dalam kitab-kitab itu mengandung kebenaran yang pasti, tetapi Allah menambahnya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Al-Qur’an menjalankan fungsi kitab-kitab sebelumnya., tetapi kitab-kitab itu tidak dapat menempati posisinya. Allah telah menakdirkan untuk menjadikannya sebagai bukti samapai Hari Kiamat. Dan apabila Allah menghendaki suatu perkara, maka Dia akan memeprmudah jalannya ke arah itu, karena Dia Maha Bijaksana dan Mahatahu. Ini alasan yang relevan.

Allah SWT, melukiskan Al-Qur’an dengan banyak sifat, di antaranya:
  •  Nur (cahaya)
“Wahai sekalian umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti kebenaran dari Tuhan kamu, dan Kami pun telah menurunkan kepada kamu (Al-Qur’an sebagai) nur (cahaya) yang menerangi.” (An-Nisaa’: 174)

  •  Mau’izhah (nasehat), syifa (obat), huda (petunjuk), dan rahmah (rahmat)
"Wahai umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu Al-Qur’an yang menjadi penasehat dari Tuhan kamu, penawar bagi penyakit-penyakit batin yang ada di dalam dada kamu, petunjuk hidup (way of life), dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. “(Yunus: 57)

  • Mubin (yang mejelaskan)
“Wahai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad ) dengan menerangkan kepada kamu banyak dari (keterangan-keterangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari Kitab suci, dan ia memaafkan kamu (dengan tidak mengungkapkan) banyak perkara ( yang kamu sembunyikan). Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya kebenaran ( Nabi Muhammad) dari Allah, dan sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang memberi penjelasan.” (Al-Maa’idah: 15)

  • Al-Mubarak (yang diberkati)
“Dan inilah Kitab yang Kami turunkan, yang diberkati, lagi mengesahkan kebenaran (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelumnya, supaya engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul-Qura (Makkah) serta orang-orang yang tinggal di sekelilingnya; orang-orang yang beriman kepada hari akhirat, mereka beriman kepada Al-Qur’an, dan mereka tetap mengerjakan dan memelihara shalatnya. “(Al-An’am: 92)

  • Busyra (berita gembira)
“Katakanlah (hai Muhammad); barangsiapa memusuhi Jibril maka sesungguhnya dialah yang menurunkan Al-Qur’an ke dalam hatimu dengan izin Allah, yaitu kitab yang mengesahkan kebenaran kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, serta menjadi petunjuk dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah: 97)

  • ·         Aziz (yang mulia)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap Al-Qur’an ketika sampai kepada mereka, (akan ditimpa adzab yang tak terperikan); Al-Qur’an itu sesungghnya sebuah Kitab Suci yang mulia.” (Fushshilat: 41)

  • Majid (yang dihormati)

“Bahkan apa yang mereka dustakan itu adalah Al-Qur’an yang dihormati.” (Al-Buruj: 21)


  • Basyir (pembawa berita gembira), dan Nadzir (pemberi peringatan)

“Sebuah Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya yaitu; Al-Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui; Ia membawa berita yang menggembirakan (bagi orang-orang yang beriman) dan membawa peringatan (kepada orang-orang yang ingkar...(Fushshilat: 3-4)


(bismillah)(kiri)
(bismillah)(kanan)

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut