Selasa, 18 Oktober 2011

BAB I. FIQHUL LUGHAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA

          A.  Arti dan Tujuan Fiqhul-lughah
Secara makna bahasa, al-fiqhu berarti pengertiann, pengetahuan atau pemahaman dan al-Lughah bararti bahasa1. Oleh karena itu secara harfiyah, fiqhul-lughah diartikan sebagai pemahaman terhadap bahasa, yakni ucapan-ucapan yang mengerti oleh sekelompok manusia dan dengan itu pula mereka melahirkan maksud dan kehendaknya. Bahasa yang dimaksud di sini ialah bahasa Arab.
             Sedangkan menurut pengertian umum, fiqhul-lughah adalah kaidah dan hukum umum tentang kehidupan bahasa sejak pertumbuhannya, masa yang dilaluinya, faktor perkembangannya serta keterkaitannya dengan berbagai aspek2. 
            Secara umum, tujuan mempelajari fiqhul-lughah adalah untuk mengetahui seluk-beluk bahasa agar mengetahui dasar-dasarnya, cabang-cabangnya, dan hubungannya antara kata dan artinya. 

B. Perkembangan Bahasa

Ada tiga pendapat tentang perkembangan bahasa3:

     1.   Mazhab Tauqif
a.   Bahasa tumbuh karena adanya wahyu dari Tuhan kepada Nabi Adam AS yaitu ketika Allah mengajarinya tentang     nama segala sesuatu. Kemudian Allah mengajukannya kepada malaikat, namun mereka tidak tahu. Lalu Adam menunjukkan nama-nama itu kepada malaikat. Menurut sebagian penganut mazhab ini, Allah telah mengajarkan kepada Adam semua bahasa umat manusia baik yang telah ada maupun yang akan terjadi.
b.      Yang dimaksud asma’ adalah lambang atau tanda dari sesuatu.
c.   Tiga jenis kata yaitu isim, fi’il dan harf cukup disebut asma’ yang merupakan pokok terpenting untuk menyandarkan semua pengertian.
d.      Asma’ adalah asal dari fi’il dan harf
e.       Yang dimaksud asma’ dalam ayat al-Qur’an adalah isim, fi’il dan harf.

     2.  Mazhab Istilah
Mazhab ini banyak dianut oleh mayoritas ahli bahasa Arab. Menurut pendapat ini, sekelompok orang yang pandai mengajukan beberapa isyarat sensual, kemudian mereka menunjukkan isyarat itu dengan tuturan kata sebagai lambangnya. Mereka bekerja terus hingga selesai menetapkan semua kata dari suatu bahasa, dan kemudian mulailah menetapkan kata-kata bahasa yang lain atau ada golongan lain yang menetapkan bahasa itu.

      3.    Mazhab Peniruan
Menurut mazhab ini, manusia pertama telah mulai mencari jalan untuk berkomunikasi dalam pergaulan antara antara anak-anak dan keluarganya. Ia mendapat inspirasi dari sesuatu di dalam pengadaan bahasa sebagai jalan yang paling mudah untuk berkomunikasi. Ia mulai dari menirukan, suara-suara yang masuk telinganya dalam lingkungan hidupnya seperti suara alam dari desiran bunyi pepohonan, gemerciknya air, desiran angin dan juga suara berbagai binatang seperti suara gagak, ringkik kuda, dan lainnya.


1Lihat Warson Munawwir(al-Munawwir), h.1148 & 1369
2Muhammad Sirhan (Fiqhul-Lughah-Arabiyah), h. 15, bahwa menuerut Ibnu Faris Fiqhul-Lughah mencakup berbagai bahasan mengenai bahasa, baik bahasa, baik pokok bahasanya maupun cabangnya atau kesejarahannya.
(bismillah)(kiri)
(bismillah)(kanan)

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut