PENGERTIAN SEJARAH
ETIMOLOGIS
•
Sejarah. kata sejarah
diambil dari bahasa Arab, yaitu dari
kata syajarah yang berarti pohon, yang melambangkan silsilah
orang-orang besar. Dikatakan
demikian, karena dulunya sejarah merupakan ceritera yang mengisahkan silsilah
orang-orang besar. Kata syajarah atau syajaratun ini masuk bahasa
Melayu tidak lama sesudah abad ke-13 dan kemudian mengambil bentuk syajarah
yang mirip sekali dengan ucapan bahasa Indonesia modern.
•
Tarikh. Kata tarikh
(Arab) diambil dari kata kerja bentuk lampau (fi’il madli’) arrakha
yang masdarnya menjadi ta’rikhan dan arrakhan yang bacaannya
menjadi tarikh sebagaimana telah kita maklumi bersama. Adapun arti kata tersebut adalah mengetahui
waktu. Akan tetapi di samping itu ada yang berpendapat bahwa arti tarikh
adalah: “Rentetan ceritera-ceritera atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa
lampau.”
Ada juga pandangan bahwa Kata tarikh
berasal dari bahasa semit yang mempunyai arti bulan. Kata bulan tersebut bisa menunjuk pada bulan sebagai
benda langit dan juga bisa menunjuk pada
hitungan atau ketentuan masa, zaman, periode atau waktu. Dalam perkembangan kemudian kata tarikh
bermakna sejarah karena dalam kajian sejarah tidak dapat dilepaskan dari faktor
temporal atau waktu. Kata tarikh inilah
yang sering digunakan dalam literature kajian
sejarah.
•
Kisah. Secara etimologis kata kisah berarti menceritakan khabar kepadanya. Kata
kisah sesungguhnya berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata qashshu
yang arti dasarnya adalah mengikuti atau
mencari jejak. Selain mempunyai arti
dasar mencari jejak atau mengikuti, kata al-qashshu yang kemudian
membentuk kata al-qashshashu juga bisa berarti berita yang kronologis atau
berurutan, al-amr (urusan), khabar (berita) dan juga hal
(keadaan). Kisah biasanya berisi
gambaran satu keadaan tertentu di mana sebagian peristiwa terkadang didahulukan
dan sebagian lagi diakhirkan, sebagian disebutkan dan sebagian lagi
dihilangkan. Dibandingkan dengan kata sebelumnya, kata kisah adalah
kata yang sering digunakan al-Qur’an
untuk menunjuk pada cerita-cerita ummat terdahulu.
•
Sirah. Kata
sirah secara bahasa mempunyai banyak
makna, antara lain reputasi, tingkah
laku (as-suluk), cerita/kisah (at-taariih), jalan atau cara (ath-thariq/al-mahzhab),
bentuk rupa, (al-baiah) dan biografi (siratun rajulun). Dari berbagai makna di atas, kata sirah seringkali dipahami sebagai
biografi atau riwayat hidup seseorang.
Kata sirah ini merupakan kata yang popular digunakan dalam kajian
riwayat hidup Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya yang dikenal dengan istilah sirah Nabawiyah
dan sirah shahabiyah.
•
Histori/Stori. kata Inggris history, berasal langsung
dari bahasa Yunani kuno istoria yang kurang lebih berarti belajar dengan
cara bertanya-tanya.
Istoria, selain berarti belajar dengan cara
bertanya-tanya, juga berarti ilmu. Menurut filosof Yunani Aristoteltes, istoria
berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah
susunan kronologi merupakan faktor atau tidak di dalam pertelaan itu. Penggunaan
tersebut – meskipun jarang – masih tetap hidup di dalam bahasa Inggris dan di
dalam sebutan natural history. Karena perkembangan zaman, kata Latin
yang sama artinya Scientea, lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan
pertelaan sistematis non kronologis tentang gejala alam; sedangkan kata istoria
biasanya dipergunakan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal
manusia) dalam urutan kronologis.
•
Di dalam kamus bahasa Indonesia, yaitu Kamus Umum Indonesia yang dikarang
oleh W.J.S. Poerwadarminta, kata sejarah diartikan dengan:
Silsilah; asal-usul (keturunan);
Kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau
Riwayat;
Tambo
Terminologis
•
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Lebih menekankan pada faktor
peristiwanya sehingga sejarah menjadi unik, serba obyektif, mutlak, statis atau
tidak dapat berubah.
•
Record/rekaman, cararan, rekonstruksi,
interpretasi ataupun historografi terhadap jejak-jejak peristiwa atau kejadian
masa lalu. Lebih menekankan pada faktor rekonstruksi, interpertasi dan
historiografinya sehingga sejarah menjadi subyektif, relatif, dinamis atau
dapat berubah.
Pengertian Sejarah Menurut Para
Sejarawan
•
Ibnu Khaldun“
Sejarah adalah catatan masyarakat
umat manusia atau peradaban dunia tentang
*
perubahan-perubahan yang terjadi pada watak itu,
seperti keliaran, keramah-tamahan dan solidaritas golongan;
*
revolusi-revolusi dan pemberontakan-pemberontakan
oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara- negara dengan tingkat bermacam-macam; macam-macam
dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya maupun dalam
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan, dan pada umumnya
*
segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat
karena watak masyarakat itu sendiri.”
•
al-Kafiyaji (al-Kafiji):
“Sejarah adalah penentuan waktu
yang dikaitkan dengan waktu secara mutlak; baik waktu yang telah lampau; waktu
kini ataupun waktu yang akan datang”
•
Allan Nevis:
“Pada hakekatnya, sejarah adalah
sebuah jembatan yang menghubungkan masa lampau dengan masa kini dan sebagai
jalan untuk menuju masa lampau”
•
Sidi Gazalba
“Sejarah adalah gambaran masa
lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara
ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan
penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah
berlalu.”
PERADABAN
Peradaban dalam bahasa Arabnya
biasanya disebut dengan istilah madaniyah yang berarti kota atau tsaqafiyah
yang berarti kehalusan budi
pekerti. Dari kata madaniyah kemudian
memunculkan isrilah tamaddun
•
Sementara itu, dalam bhasa Inggrisnya, kata peradaban
disebut dengan isrilah Civilization.
Istilah tersebut berasal dari akar kata civic, yaitu kata yang berkaitan
dengan persoalan hak dan kewajiban warga Negara. Istilah tersebut juga ada yang menyebut
berasal dari bahasa latin, yaitu dari
kata civitas yang berarti Negara. Dari
kata itu, kemudian terbentuk to civilize
dalam bahasa Inggris yang berarti memurnikan, menggosok atau membuat cerah. Oleh karena itu kata civilsasi kemudian
menjadi bermakna menjadikan seorang warga negara hidup lebih baik, teratur, tertib, sopan dan
berkemajuan.
•
Masyarakat yang baik, teratur, sopan dan
berkemajuan selanjutnya menjadi cirri masayarakat yang beradab. Hal itu sesuai dengan asal kata peradaban,
yaitu adab yang berarti sopan santun.
•
Adapun makna kata peradaban secara istilahnya adalah
khazanah pengetahuan terapan yang dimaksudkan untuk mengangkat dan meninggikan manusia dari peringatan
penyerahan diri terhadap kondisi alam sekitarnya. Peradaban merupakan ikhtisar perkembangan yang
diraih tenaga intelektual manusia.
•
Peradaban meliputi semua pengalaman praktis
yang diwarisi dari satu generasi ke generasi.
Peradaban merupakan gejala yang dibuat, apa saja yang digunakan dan
bersifat material, semisal pranata-pranata social. Hal inilah yang membedakan
antara peradaban dan kebudayaan. Jika
kebudayaan bentuknya lebih bersifat ide
dan tidak bersifat material, semisal nilai, religi, sastera, seni dan moral.
Kebudayaan itu merupakan apa yang dirindukan atau yang diinginkan.
ISLAM
Etimologis
kata Islam dipahami berasal dari
kata dasar:
•
salima, mempunyai makna
selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat.
•
Aslama – yaslimu, mengandung arti menyerahkan diri,
menyelamatkan diri, taat, patuh dan tunduk.
•
Salam, mengandung makna damai, aman dan tentram.
Jadi, Islam
adalah sikap penyerahan diri kepada Tuhan dan melaksanakan segala ketentuan
dan aturan yan ditetapkan oleh Allah dengan penuh kepatuhan dan ketaatan untuk
mencapai kesejahteraan hidup yang aman dan damai. Untuk itu,
kata Islam kemudian dipahami sebagai sikap kepatuhan, ketundukan dan
ketaatan terhadap aturan-aturan, hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang
dibuat oleh sang khaliq kepada makhluq-Nya
Terminologis
•
Islam itu adalah
aturan-aturan, hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang diturunkan oleh Allah
swt. sebagai petunjuk dan penjelasan kepada ummat-Nya dalam mengarungi
kehidupannya di dunia. Aturan-aturan itu secara lengkap dan paripurna
termaktub di dalam al-Qur’an dan diperjelas dalam sunnah-sunnah Nabi saw.
Historisitas
•
Kata Islam yang berkonotasi
pada makna yang berisfat obyektif mengarah pada makna kata Islam yang
sebenarnya, yaitu Islam sebagai aturan-aturan, hukum-hukum dan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad
saw., yang termaktub di dalam al-Qur’an dan teraplikasi dalam as-Sunnah. Islam dalam arti yang seperti itu sifatnya mutlak, pasti benar, dan
tidak mengalami perubahan sampai akhir zaman.
Itulah Islam yang dogmatis dan normative.
•
Sementara itu, kata Islam yang berkonotasi pada
makna subyektif adalah Islam sebagai hasil pemahaman ummat terhadap
ajaran-ajaran yang termaktub dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Islam dalam makna yang demikian sifatnya
relative dan dinamis. Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah Islam
historisitas.
•
Di dalam studi Sejarah dan Peradab Islam, makna
kata Islam yang dimaksud adalah Islam dalam dataran historisitas. Islam yang
berkonotasi pada dinamika dan teraplikasi dalam perjalanan hidup umat Islam
sejak kemunculannya sampai sekarang.
(bismillah)(kiri)
(bismillah)(kanan)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar