Bahasa Semit masuk ke negeri Habsyi sebelum lahirnya
nabi Isa AS. Sejak itu, orang-orang Yaman Semit telah banyak berpindah ke
negeri itu, kemudian bercampur baur dengan penduduk asli dari rumpun Hamit.
Maka bercampurlah bahasa rumpun Hamit ini dengan bahasa orang-orang Yaman tadi.
Bahasa Yaman Semit ini mengungguli bahasa mereka di daerah-daerah di mana
emigran itu merupakan mayoritas sehingga luas penyeberannya meliputi seperempat
negeri Habsyi dan Eritrea, dan akhirnya sekitar separoh dari penduduk negeri
itu menggunakan bahasa pendatang. Adapun daerah di luar masih tetap menggunakan
bahasa Kusyiah Hamit dan di daerah perbatasan dengan Sudan tersebar bahasa
Sudan. Pengaruh bahasa Yaman di daerah yang ditempati orang Yaman tidak merupakan
satu bentuk, tetapi tingkat pengaruh itu tergantung pula dengan banyak
sedikitnya emigran yang berada di situ. Dengan demikian bahasa di satu daerah
berbeda dengan bahasa di daerah lain. Perbedaan keadaan daerah tersebut
menyebabkan bahasa Habsyi Semit menjadi terpecah dalam berbagai dialek. Dialek
Habsyi yang penting antara lain dialek Ja’zy, Amhary, Tigry dan Harary.
1.
Dialek Ja’zy
Disebut demikian karena merupakan bahasa suku Ja’zy.
Suku ini terdiri dari orang-orang Semit yang mual-mula pindah ke Habsyi.
Sebagian ahli lain berpendapat bahwa mereka bukanlah yang pertama. Orang-orang
Yaman yang pertama datang di Habsyi bertempat tinggal diantara orang-orang
Ja’zy Habsyi, kemudian tersebar ke daerah-daerah lain. Dialek ini disebut pula
sebagai bahasa Habsyi Kuno. Pada perkembangannya, menurut para peneliti,
tulisan Habsyi Kuno telah berubah pada masa sesudahnya, dan bahasa Ja’zy telah
banyak terpengaruh oleh bahasa Hamit dan juga telah banyak berubah dari awal
mulanya, telah berubah dari pokok-pokok dan kaidah-kaidahnya yang kuno, karena
adanya pengaruh bahasa Yunani. Bahasa Ja’zy ini tetap terkemuka di daerah Axum
hinga akhir berdirinya kerajaan itu dan kemudian diganti oleh kerajaan Kuwa
yang didirikan oleh orang-orang Amhar. Akhirnya bahasa Ja’zy itu pudar
bintangnya sebagai bahasa pengantar, dan peranannya diganti bahasa Amhar sampai
akhirnya lenyap. Namun demikian bahasa itu masih digunakan sebagai tulis,
bahasa agama dan sastra di berbagai daerah Habsyi hingga kini. Ciri-ciri bahasa
Ja’zy sebagai berikut:
1)
Dalam bahasa Ja’zy tak ada
tanda tertentu untuk membedakan jenis laki-laki dan perempuan pada kata-kata
benda.
2)
Dalam bahasa Ja’zy tak ada
kata sandang tertentu seperti yang lazim dalam bahasa-bahasa Semit.
3)
Bahasa ini telah banyak
kemasukan kata-kata dari bahasa Hamit, Yunani, dan Ibrani.
2.
Dialek Amhary
Semula dialek ini tumbuh diantara penduduk daerah Kuwa,
kemudian menjalar ke daerah-daerah Habsy Semit yang lain. Akhirnya dialek ini
mendesak bahasa Ja’zy sebagai bahasa pergaulan sejak akhir abad ketigabelas
masehi tatkala berdiri kerajaan Amhary dengan kota Kuwa sebagai pusat negeri
itu. Bahasa ini dapat mengalahkan dialek-dialek Hamit Kusyi di berbagai daerah,
lebih-lebih di bagian selatan. Bahkan bahasa ini akhirnya menjadi bahasa
pergaulan, bahasa juralistik dan lainnya. Ciri-ciri bahasa ini adalah sebagai
berikut;
1)
Bahasa ini telah kehilangan
vokabuler Semit dan tertukar dengan vokabuler Hamit. Dalam bahasa ini tak ada
lagi huruf yang berasal dari huruf Semit asli dan telah sangat berbeda
jauh dari aslinya. Bahkan dalam bahasa
ini ditambah dengan huruf-hhuruf baru daari bahasa-bahasa lain.
2)
Bahasa ini pada akhirnya
semakin terlepas dari kaidah Semit lama terutama dalam kaidah kasusnya, sistem
jamak, sistem pembedaan jenis kelamin, bentuk kata ganti, dan sistem penyusunan
kata ke dalam kalimat
3)
Kesatuan keseragaman bahasa
ini masih tetap terpelihara meskipun tersebar di daerah-daerah yang luas, tidak
terpecah menjadi dialek yang berlainan.
3.
Dialek Tigry
Dialek ini mendekati bahasa Ja’zy dan merupakan bahasa bagi
daerah yang terletak di dekat Axum. Bahasa ini merupakan bahasa percakapan bagi
penduduk dari Mashu hingga Sawakin yang kebanyakan beragama Islam dan berlaku
pula pada sebagian suku Hamit dan Sudan. Bahasa
ini terpengaruh dialek Hamit karena bertetangga dan karena persentuhan,
demikian juga dengan bahasa Arab yang merupakan bahasa agama Islam yang dianut
oleh sebagian besar penuturnya.
4.
Dialek Harary
Dialek ini merupakan
cabang dari bahasa Amhary tetapi telah sangat berlainan dengan aslinya. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh bahasa Hamit dan bahasa Arab karena percampuran
penduduknya dengan orang-orang Hamit, sedang agama mereka, Islam, seperti
halnya para pendahulunya.
(bismillah)(kiri)
(bismillah)(kanan)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar