Jumat, 11 November 2011

Bahasa Habsyi Semit


Bahasa Semit masuk ke negeri Habsyi sebelum lahirnya nabi Isa AS. Sejak itu, orang-orang Yaman Semit telah banyak berpindah ke negeri itu, kemudian bercampur baur dengan penduduk asli dari rumpun Hamit. Maka bercampurlah bahasa rumpun Hamit ini dengan bahasa orang-orang Yaman tadi. Bahasa Yaman Semit ini mengungguli bahasa mereka di daerah-daerah di mana emigran itu merupakan mayoritas sehingga luas penyeberannya meliputi seperempat negeri Habsyi dan Eritrea, dan akhirnya sekitar separoh dari penduduk negeri itu menggunakan bahasa pendatang. Adapun daerah di luar masih tetap menggunakan bahasa Kusyiah Hamit dan di daerah perbatasan dengan Sudan tersebar bahasa Sudan. Pengaruh bahasa Yaman di daerah yang ditempati orang Yaman tidak merupakan satu bentuk, tetapi tingkat pengaruh itu tergantung pula dengan banyak sedikitnya emigran yang berada di situ. Dengan demikian bahasa di satu daerah berbeda dengan bahasa di daerah lain. Perbedaan keadaan daerah tersebut menyebabkan bahasa Habsyi Semit menjadi terpecah dalam berbagai dialek. Dialek Habsyi yang penting antara lain dialek Ja’zy, Amhary, Tigry dan Harary.
1.      Dialek Ja’zy
Disebut demikian karena merupakan bahasa suku Ja’zy. Suku ini terdiri dari orang-orang Semit yang mual-mula pindah ke Habsyi. Sebagian ahli lain berpendapat bahwa mereka bukanlah yang pertama. Orang-orang Yaman yang pertama datang di Habsyi bertempat tinggal diantara orang-orang Ja’zy Habsyi, kemudian tersebar ke daerah-daerah lain. Dialek ini disebut pula sebagai bahasa Habsyi Kuno. Pada perkembangannya, menurut para peneliti, tulisan Habsyi Kuno telah berubah pada masa sesudahnya, dan bahasa Ja’zy telah banyak terpengaruh oleh bahasa Hamit dan juga telah banyak berubah dari awal mulanya, telah berubah dari pokok-pokok dan kaidah-kaidahnya yang kuno, karena adanya pengaruh bahasa Yunani. Bahasa Ja’zy ini tetap terkemuka di daerah Axum hinga akhir berdirinya kerajaan itu dan kemudian diganti oleh kerajaan Kuwa yang didirikan oleh orang-orang Amhar. Akhirnya bahasa Ja’zy itu pudar bintangnya sebagai bahasa pengantar, dan peranannya diganti bahasa Amhar sampai akhirnya lenyap. Namun demikian bahasa itu masih digunakan sebagai tulis, bahasa agama dan sastra di berbagai daerah Habsyi hingga kini. Ciri-ciri bahasa Ja’zy sebagai berikut:
1)      Dalam bahasa Ja’zy tak ada tanda tertentu untuk membedakan jenis laki-laki dan perempuan pada kata-kata benda.
2)      Dalam bahasa Ja’zy tak ada kata sandang tertentu seperti yang lazim dalam bahasa-bahasa Semit.
3)      Bahasa ini telah banyak kemasukan kata-kata dari bahasa Hamit, Yunani, dan Ibrani.

2.      Dialek Amhary
Semula dialek ini tumbuh diantara penduduk daerah Kuwa, kemudian menjalar ke daerah-daerah Habsy Semit yang lain. Akhirnya dialek ini mendesak bahasa Ja’zy sebagai bahasa pergaulan sejak akhir abad ketigabelas masehi tatkala berdiri kerajaan Amhary dengan kota Kuwa sebagai pusat negeri itu. Bahasa ini dapat mengalahkan dialek-dialek Hamit Kusyi di berbagai daerah, lebih-lebih di bagian selatan. Bahkan bahasa ini akhirnya menjadi bahasa pergaulan, bahasa juralistik dan lainnya. Ciri-ciri bahasa ini adalah sebagai berikut;
1)      Bahasa ini telah kehilangan vokabuler Semit dan tertukar dengan vokabuler Hamit. Dalam bahasa ini tak ada lagi huruf yang berasal dari huruf Semit asli dan telah sangat berbeda jauh  dari aslinya. Bahkan dalam bahasa ini ditambah dengan huruf-hhuruf baru daari bahasa-bahasa lain.
2)      Bahasa ini pada akhirnya semakin terlepas dari kaidah Semit lama terutama dalam kaidah kasusnya, sistem jamak, sistem pembedaan jenis kelamin, bentuk kata ganti, dan sistem penyusunan kata ke dalam kalimat
3)      Kesatuan keseragaman bahasa ini masih tetap terpelihara meskipun tersebar di daerah-daerah yang luas, tidak terpecah menjadi dialek yang berlainan.
3.      Dialek Tigry
Dialek ini mendekati bahasa Ja’zy dan merupakan bahasa bagi daerah yang terletak di dekat Axum. Bahasa ini merupakan bahasa percakapan bagi penduduk dari Mashu hingga Sawakin yang kebanyakan beragama Islam dan berlaku pula pada sebagian suku Hamit dan Sudan. Bahasa  ini terpengaruh dialek Hamit karena bertetangga dan karena persentuhan, demikian juga dengan bahasa Arab yang merupakan bahasa agama Islam yang dianut oleh sebagian besar penuturnya.
4.      Dialek Harary
Dialek ini merupakan cabang dari bahasa Amhary tetapi telah sangat berlainan dengan aslinya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahasa Hamit dan bahasa Arab karena percampuran penduduknya dengan orang-orang Hamit, sedang agama mereka, Islam, seperti halnya para pendahulunya.
(bismillah)(kiri)
(bismillah)(kanan)

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut